Sabtu, 22 Mei 2010

Islam Seharusnya Berkembang Melalui Budaya

KOMPAS:Jumat, 21 Desember 2001, 19:43 WIB

Gus Dur: Islam Seharusnya Berkembang Melalui Budaya

Jakarta, Jumat


Mantan Presiden RI Abdurahman Wahid ketika membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Muslim Dunia menekankan perlunya Islam berkembang melalui budaya daripada melalui ideologi negara.

"Dalam negara demokratis, kita harus mengatakan Islam seharusnya
berkembang melalui budaya, bukan melalui ideologi negara," kata
Abdurahman saat membuka KTT tersebut di Hotel Marriott, Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12).

Ia membuka KTT tersebut bersama Taj Hamad, Ketua Panitia
Perencana KTT Pemimpin Muslim Dunia dan Akbar Muhammad yang mewakili Louis Farrakhan dari Nation of Islam serta Chung Hwan Kwak, Ketua Federasi Internasional Antar Agama untuk Penyatuan dan Perdamaian Dunia.

Abdurahman yang biasa dipanggi Gus Dur itu mengatakan, di
Indonesia, ide mengenai negara Islam selalu ditolak meskipun
mayoritas atau hampir 90 persen bangsa Indonesia adalah Muslim.

Pada masa pendirian negara Indonesia, kata Gus Dur, Piagam Jakarta yang menyebut keharusan menjalankan syariah Islam bagi
pemeluknya, akan diberlakukan sebagai dasar negara. "Ketika itu, setiap orang yang ada setuju perlunya Piagam Jakarta dijadikan dasar negara dan diformulasikan dalam konstitusi, namun kelompok Kristen menentangnya karena itu berarti mereka menjadi warga kelas dua," katanya.

Maka pada 1959 diputuskan Piagam Jakarta tidak dapat dijadikan
dasar negara, 48 persen yang hadir akhirnya menolak ide dari Negara Islam, dan sejak itu, lanjut Gus Dur, ide itu selalu ditolak.

"Karena dalam negara demokrasi negara tidak punya hak memaksakan
persoalan pribadi, menjalankan syariah harus dilakukan oleh warga
dari komunitas, bukan warga negara, Islam berkembang melalui budaya, bukan ideologi," ucapnya.

Di Indonesia yang muslimnya dikenal moderat, dalam konteks pasca
tragedi 11 September, lanjut Gus Dur, orang menolak terorisme, namun banyak juga yang menganggap Osama Bin Laden adalah pahlawan.

KTT itu akan membicarakan tiga topik, agama dan spiritualitas
yang dipresentasikan oleh Presiden Forum Milenium Islam dari
Indonesia, Habib Chirzin, Shakyh Imam Hassan Cisse, Presiden
Institut Islam Afrika Amerika dari Senegal, Shakyh Ahmad Tigani Ben Omar, Imam Pusat Islam Universal dari USA dan Alwi Shihab, Ketua Umum PKB.

Topik lainnya adalah Tanggungjawab Warga Negara dalam Masyarakat
Politik yang akan disampaikan oleh Irawan Abidin, Ketua Komite Jasa konferensi dari Indonesia, Mohd Manzoor Alam, Direktur Institut Studi Objektif dari India, dan Hadi Nejad Hosseiman, Dubes Iran untuk PBB.

Topik mengenai Antar Agama dan Hubungan Internasional disampaikan oleh Rahmah binti Bujang, Direktur Akademi Studi
Malaysia, Mustansir Mir, Profesor Studi Agama dan Filsafat di USA, Nagasura Madale, Profesor dari Universitas Mindanao Filipina dan Imtiaz Ahmed Ali Yusuf, Kepala Jurusan Agama Assumption University dari Thailand. KTT bertema "Islam and a Future World of Peace" itu dihadiri 180 pemimpin muslim dari sekitar 50 negara.(Ant/nik)

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Home Interiors